CATATAN DEDDY MADJMOE :
Senin malam, 02 Juni 2014
Kuwu JATISEENG SOEMARNO M.TH. dalam acara BABARIT/SEDEKAH BUMI di Jalan Syech Buyut Roda JATISEENG mengaku selama 3 tahun jadi Kuwu baru kali pertama ikut menghadiri tradisi tolak bala ini. Padahal menurutnya, kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang tidak pernah dilewatkan semasa Kuwu masih kanak-kanak hingga mencapai usia remaja.
Babarit kali ini di inisiasi oleh warga dan pemuda JATISEENG dan Damarguna, diisi dengan acara tahlilan dan doa tolak bala yang dipimpin Ustdaz Haedar Mudakar.
Tradisi berdoa bersama di tengah jalan ini hampir hilang padahal sebenarnya dapat dipetik pelajaran berharga yaitu silaturahmi sesama mahluk Gusti Allah. Harus hidup berdampingan tanpa saling sikut. Lebih jauh acara ini bisa disebut kearifan lokal dalam pengurangan risiko bencana seperti bencana alam, wabah penyakit, kebakaran dsb.
Tradisi Babarit sudah lebih dulu dilakukan secara turun temurun jauh sebelum ada istilah Perubahan Iklim, pemanasan global atau Pengurangan Risiko Bencana (deddy madjmoe 02/06/2014).