You must have JavaScript enabled in order to use this theme. Please enable JavaScript and then reload this page in order to continue.
Loading...
Logo Desa Jatiseeng
Jatiseeng

Kec. Ciledug, Kab. Cirebon, Provinsi Jawa Barat

UBAH PARADIGMA KUWU DAN MASYARAKAT

KUWU JATISEENG 02 Agustus 2011 Dibaca 10 Kali

CILEDUG  –  Dalam menyelenggarakan tata kelola pemerintahan desa di era sekarang, para Kuwu harus merubah paradigma lama yang mengkultuskan jabatan Kuwu sebagai pemimpin desa. Hal itu disampaikan SOEMARNO M.TH. terkait rencana ke depan pasca dilantik sebagai Kuwu JATISEENG Kecamatan Ciledug, kepada Radar, kemarin (1/8). Menurutnya, saat ini yang harus dikedepankan para Kuwu adalah kerangka berfikir untuk melayani kebutuhan dan kepentingan masyarakat. “Pada intinya, masyarakat menginginkan pelayanan yang prima. Oleh karena itu, saya berusaha menciptakan suatu sistem atau kondisi bahwa Kuwu bukanlah pimpinan, melainkan pelayan masyarakat,” tuturnya.

Selain Kuwu, masyarakat kata dia, juga harus merubah paradigmanya dalam melihat sebuah program pelayanan. Di era keterbukaan publik saat ini. banyak sekali masyarakat yang mengeluhkan soal tingginya biaya administrasi di tingkat desa. Mulai dari pembuatan KTP, Kartu Keluarga, Akte Kelahiran, dan lain-lain.

Jika ditinjau secara seksama, masyarakat perlu sadar bahwa tugas perangkat desa merupakan tugas yang sangat berat, karena harus melayani 24 jam dengan upah yang minim. Dengan rasa saling mengerti dan memahami, akan tercipta suatu tatanan masyarakat yang seimbang. Artinya,  Pemerintah Desa siap melayani masyarakat selama 24 jam, dan masyarakat

 
 

pun siap membantu penyelenggaraan pemerintahan desa dengan dukungan penuh.

“Kalaupun ada kekurangan, kami selaku pemerintahan desa yang baru, harus memperbaikinya. Bukan malah merombaknya,” ungkap mantan Sekdes JATISEENG ini.

Terkait kekhawatiran akan munculnya “letupan” politik pasca Pilwu, SOEMARNO M.TH. sudah melakukan dialog dengan masyarakat. Yang intinya bahwa, perbedaan angka dalam perolehan suara menunjukkan potret dari sebuah kepentingan yang berbeda. “Saya menganggap, betapa kompleks dan dinamisnya masyarakat Desa JATISEENG. Bagi saya, perbedaan sangatlah indah, bukan tanda permusuhan. Namun lebih mengarah pada pelatihan intelektual yang sangat berguna dalam proses pendewasaan pemikiran,” jelasnya.

SOEMARNO M.TH. menganggap bahwa kemenangannya dalam Pilwu Desa JATISEENG beberapa waktu lalu, bukanlah kemenangan untuk diri sendiri, tapi kemenangan untuk masyarakat secara keseluruhan.

Disinggung soal upaya meningkatkan sumber pendapatan desa, SOEMARNO M.TH. menjelaskan, bersama jajaran Perangkat Desa, Lembaga-lembaga seperti  BPD dan LPMD, akan terus berusaha menggali potensi yang ada. Dia memimpikan ke depan, Desa JATISEENG menjadi salah sastu kawasan ekonomi emas di Wilayah Timur Cirebon, sehingga cukup bagus untuk mengembangkan kegiatan usaha di segala bidang.

Ketika ditanya tentang alasan pengunduran dirinya sebagai PNS, Mantan Sekdes ini memberikan jawaban bahwa, itu bukan cuma sekedar konsekwensi logis dari sebuah obsesi dan impian semasa remaja, namun lebih merupakan pemahaman pribadi dari sebuah proses kehidupan.

“HIDUP adalah PERTUKARAN. Untuk sebuah pia-pia saja (sejenis makanan anak-anak di desa), kita harus menukarnya dengan uang receh 500an,” tandasnya (Jun/Opl) = Radar Selasa Pahing, 2 Agustus 2011/2 Ramadhan 1432 H

CINTA KELUARGA. Kuwu JATISEENG : SOEMARNO M.TH. berpose bersama dengan keluarga tercinta usai pelaksanaan pelantikan Kuwu, beberapa waktu lalu

APBDes 2025 Pelaksanaan

APBDes 2025 Pendapatan

APBDes 2025 Pembelanjaan