You must have JavaScript enabled in order to use this theme. Please enable JavaScript and then reload this page in order to continue.
Loading...
Logo Desa Jatiseeng
Jatiseeng

Kec. Ciledug, Kab. Cirebon, Provinsi Jawa Barat

Renungan Ramadhan : AGAR HIDUP TERASA BERMAKNA

KUWU JATISEENG 31 Agustus 2010 Dibaca 9 Kali

Oleh : H. DEDI SUPARDI, M.M.

Pemaknaan nilai hidup itu terasa lebih bermakna di bulan Ramadan ini. Sebab, di bulan ini setidaknya ada tiga makna yang perlu dihayati. Pertama menumbuhkan semangat kepedulian, kedua pengendalian diri, dan ketiga meningkatkan kadar spiritualitas.

DALAM sebuah riwayat diceritakan bahwa Nabi Musa a.s. pernah mengutus tiga pemuda untuk pergi ke gua. Ketika pemuda-pemuda itu sudah berada di dalam gua yang dimaksud, mereka tidak mendapatkan apa-apa, hanya tumpukan batu berserakan.

Pemuda pertama kemudian membawa batu-batu tersebut ke dalam kantong celana dan bajunya. Pemuda kedua hanya membawa batu ala kadarnya. Sementara itu, pemuda yang ketiga tidak membawa batu.

Ketika sudah kembali menghadap Nabi Musa a.s., ketiga pemuda tersebut memperlihatkan bawaannya. Kepada ketiga pemuda itu Nabi Musa a.s. berkata bahwa batu-batu yang berada di gua nilainya sangat tinggi. Mendapat penjelasan dari Nabi Musa a.s., ketiga pemuda itu mengaku menyesal dan ingin kembali lagi ke dalam gua untuk membawa batu sebanyak-banyaknya.

Bagi saya, riwayat tersebut merupakan tamsil kehidupan. Ia serupa perumpamaan tentang perjalanan hidup di dunia yang harus diisi dengan makna. Betapa malangnya orang yang tidak dapat memaknai kehidupan. Orang yang tidak bisa memaknai nilai dalam kehidupan sama dengan ketiga pemuda tersebut yang menyesal tidak membawa batu sebanyak-banyaknya.

Peringatan agar kita mengisi hidup dan kehidupan dengan kebaikan dan amal saleh sesungguhnya banyak diutarakan dalam Al-Qur’an dan Hadis. Sebut saja yang terdapat dalam Surat Al-Ashr yang menyebutkan, sesungguhnya manusia dalam keadaan rugi, kecuali yang mengisinya dengan ibadah dan amal saleh. Andai saja manusia mengetahui balasan apa dari ibadah dan amal saleh yang telah dilakukannya, ia akan beribadah dan berbuat baik sepanjang hidupnya.

 
 

Berangkat dari kesadaran itulah kami sebagai orang yang dipercaya memimpin kabupaten Cirebon akan selalu berusaha menDEDIkasikan pembangunan untuk kebaikan dan kesejahteraan masyarakat. Bagaimanapun, kepentingan masyarakat dan daerah harus dikedepankan karena ini adalah ciri masyarakat yang lebih mengedepankan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi maupun golongan.

Selain itu, kita semua, baik sebagai pribadi maupun pemimpin di komunitas mana pun dituntut agar memberikan contoh bagaimana memaknai kehidupan. Karena hanya dengan inilah sesungguhnya kita sedang mengajari betapa hidup yang sangat sebentar ini lebih bermakna.

Bagi saya, jabatan itu amanah. Karena amanah, setiap jengkal kepemimpinannya harus dipertanggungjawabkan, baik kepada Allah maupun rakyat yang dipimpinnya. Agar amanah itu terasa bermakna, arah kebijakan umum (AKU) pembangunan Pemkab Cirebon akan selalu saya orientasikan kepada kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.

Pemaknaan nilai hidup itu terasa lebih bermakna di bulan Ramadan ini. Sebab, di bulan ini setidaknya ada tiga makna yang perlu dihayati. Pertama menumbuhkan semangat kepedulian, kedua pengendalian diri, dan ketiga meningkatkan kadar spiritualitas. Jika ketiga hal itu mampu dihayati dan diimplementasikan, insya Allah kita seperti yang disebut dalam Al-Qur’an, yakni sebagai orang yang bertakwa. ***

Penulis, Bupati Cirebon.

Pikiran Rakyat, No.155 Tahun XLV-Tahun Republik LXV-Selasa (Manis), 31 Agustus 2010.

(Siap Kang, laksanakan…!)

APBDes 2025 Pelaksanaan

APBDes 2025 Pendapatan

APBDes 2025 Pembelanjaan